Anak Kost-kostan
Ini merupakan tahun ketiga ku merantau di kota Makassar. Selama di perantauan ini aku tinggal di sebuah bangunan kecil yang sebenarnya cukup luass untuk diriku sendiri tapi terasa sempit jika tinggal berdua dengan seorang nenek tua yang bahkan sudah mulai pikun. Awal aku tinggal di kontrakan itu, sungguh bisa di katakn bahwa rumah itu tidak layak huni oleh manusia! Bayangkan saja tikus ada dimana-mana dari yang masih bayi bahkan yang sebesar anak kucing. Enam bulan pertama aku tinggal disana orang-orangnya masih baik terhadapaku terutama sepupu ibu si Mirna, dia selalu menyuruhku untuk datang ke rumahnya untuk makan pasa beberapa waktu cara bicaranya dan juga suaminya sungguh membuatku tidak nyaman dan merasa sakit hati. Aku yang masih maba waktu itu belum terlalu familiar dengan kota ini bahkan sesama teman kampusku sja belum saling mengenal. Saat itu aku sedang makan di rumahnya, awalnya dia mengarahkan ku untuk tidak usah mencuci piringnya saat masih sem...